Perancangan Pengujian yang menjelaskan definisi, tujuan, langkah-langkah melakukannya dan contoh test case.
Nama : Muhammad Achdad Subing
NPM : 15312419
Prodi : S1-Informatika
Mata Kuliah : Pengujian Perangkat Lunak
Kelas : IF Gab Eks 2
Dosen Pengampu : Yth. Miss Ajeng Savitri Puspaningrum, M.Kom.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat test case yaitu:
Test Case dibuat Sederhana dan Transparan
Dalam pembuatan test case, penguji harus membuat test case yang sederhana dengan penjelasan jelas dan ringkas supaya orang lain dapat mengeksekusi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga membantu pemahaman pengujian menjadi mudah dan pelaksanaan tes atau pengujian menjadi lebih cepat.
Test Case dibuat dengan End User in Mind
Tujuan utama dari pembangunan sebuah perangkat lunak adalah untuk membuat kasus uji yang memenuhi persyaratan client yang mudah digunakan dan dioperasiakan. Dengan demikian, penguji harus mampu membuat kasus uji dengan mengingat perspektif dari pengguna akhir
Hindari Pengulangan Kasus Uji
Dalam membuat test case, usahakan untuk tidak membuat pengujian yang berulang. Jika sebuah test case diperlukan untuk mengeksekusi beberapa test case lain, penguji dapat memanggil test case tersebut ke dalam kolom pre-condition.
Jangan Berasumsi
Dalam membuat test case, jangan mengasumsikan mengenai fitur dan fungsi dari perangkat yang sedang diuji. Pengujian harus sesuai dengan ketentuan dan dokumen spesifikasi.
Pastikan bahwa Pengujian Sudah Mencakup Semuanya
Dalam membuat pengujian, pastikan bahwa penguji sudah memeriksa semua fitur sistem secara keseluruhan serta memenuhi persyaratan perangkat lunak seperti yang disebutkan dalam dokumen spesifikasi. Penguji dapat menggunakan Traceability Matrix untuk memastikan bahwa tidak ada fungsi yang belum teruji
Test Case Harus Dapat Diidentifikasi
Nama dari test case id harus dapat diidentifikasi sehingga memudahkan penguji ketika akan melacak error atau mengidentifikasikan persyaratan perangkat lunak pada tahap berikutnya
Menerapkan Teknik Pengujian
Dalam melakukan sebuah pengujian, penguji tidak memeriksa setiap kondisi yang ada dalam perangkat lunak. Teknik pengujian membantu penguji dalam memilih beberapa kasus uji dengan kemungkinan maksimum menemukan cacat.
- Boundary Value Analysis (BVA): Teknik ini mendefinisikan pengujian batas untuk rentang nilai tertentu.
- Equivalen Partition (EP): Teknik ini membagi rentang menjadi bagian atau kelompok yang sama yang cenderung memiliki perilaku sama.
- State Transition Technique: Teknik ini digunakan ketika perilaku perangkat lunak berubah dari satu negara ke negara lain setelah tindakan tertentu.
- Error Guessing Technique: Teknik ini digunakan untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi saat proses pengujian. Teknik ini bukan metode formal dan mengambil keuntungan dari penguji dengan aplikasi.
Repeatable and Self-standing
Dalam membuat test case, test case harus menghasilkan hasil yang sama setiap kali, tidak peduli siapa pengujinya.
Peer Review
Test case yang dibuat harus bisa ditinjau oleh orang lain. Hal ini memungkinkan orang lain menemukan sebuah cacat yang terlewatkan.
Selanjutnya, saya akan memberikan salah satu contoh penulisan test case. Dalam hal ini, ini test case untuk login gmail.
Dari contoh gambar test case di atas, password hanya di tulis dengan karakter ***. Sebenarnya password bisa dituliskan langsung agar bisa dibaca dan dijalankan oleh penguji lain, namun karena itu akun pribadi jadi mohon maaf hanya menulis dengan karakter *** abcd.
Oke, mungkin cukup sekian artikel mengenai test case, semoga bisa memberikan gambaran kepada yang lainnya mengenai test case.
LINK WEBSITE :
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
S1 INFORMATIKA - FTIK TEKNOKRAT
SISTEM PEMBELAJARAN DARING UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
SPADA PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (PPL) IF GAB EKS 2
Komentar
Posting Komentar